http://img98.imageshack.us/img98/9617/image3cr0.gif ei's BLOG..lifestyle,,feelings,,inspirations,,and more..: hOme sChooling itu aPa??
CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Sabtu, 06 September 2008

hOme sChooling itu aPa??

Home Schooling kini semakin menjadi tren di kalangan masyarakat kota. Bahkan beberapa sumber menyebutkan kini banyak orang tua yang lebih memilih memberi anaknya pendidikan home schooling dibanding sekolah reguler. So, Sebenarnya apa sih home schooling itu? lalu apa saja pros dan cons nya bagi peserta didiknya? yuks kita simak bahasannya.

Pengertian Home Schooling
Home Schooling atau biasa disingkat HS merupakan pendidikan berbasis rumah, yang memungkinkan anak berkembang sesuai dengan potensi diri mereka masing-masing. Sistem ini sendiri terlebih dahulu berkembang di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya di dunia. Baru kemudian mulai menjadi tren di Indonesia tahun-tahun belakangan ini. Sebenarnya jika kita flashback ke belakang sistem pembelajaran HS telah ada bahkan sejak sebelum jaman penjajahan dulu, beberapa tokoh penting kita seperti Ki Hajar Dewantara, Buya Hamka dan KH Agus Salim telah lebih dulu mengenyam sistem pengajaran HS ini.

Sebagai catatan, telah banyak pula tokoh-tokoh dunia yang lahir dari home schooling , seperti Albert Einstein, Alexander Graham Bell, Agatha Christie, Thomas A. Edison, George Bernard Shaw, Woodrow Wilson, Mark Twain, Charlie Chaplin, Charles Dickens, Winston Churchill,bahkan Christopher Paolini, penulis novel laris Eragon juga merupakan seorang home schooler.
Metode Home Schooling

Metode HS terdiri dari tiga jenis. Pertama, HS tunggal, kemudian HS Majemuk yang terdiri dari dua keluarga, dan yang terakhir HS Komunitas. HS tunggal adalah HS yang di lakukan oleh satu keluarga. HS tunggal ini dilakukan dirumah. Dalam hal ini orang tua bisa bertindak sebagai guru, jika pun ada guru yang didatangkan secara privat hanya akan membimbing dan mengarahkan minat anak dalam mata pelajaran yang disukainya. Ruang kelasnya bisa kamar tidur, dapur, halaman rumah dan lain-lain. Waktu belajarnya pun bisa kapan saja, tergantung kemauan kamu untuk belajar. Jadi belajar bukan sebagai kewajiban tapi kebutuhan bagi kamu. Dalam HS orang tua terjun langsung dalam proses belajar. Namun, jika mereka kekurangan informasi mengenai akademis, atau malah punya punya cukup waktu untuk memberi pelajaran intensif bagi kamu, mereka bisa memanggil tutor dari lembaga-lembaga yang khusus menyelenggarakan program HS, misalnya saja lembaga Asah Pena asuhan Kak Seto. Lembaga ini mempunyai tim yang namanya Badan Tutorial yang terdiri dari lulusan berbagai jenis profesi pendidikan. Biasanya mereka melaksanakan pertemuan dua kali dalam satu minggu bagi peserta HS yang terdiri dari beberapa paket yaitu paket A setara dengan Sekolah Dasar (SD), paket B setara Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan paket C setara Sekolah Menengah Atas (SMA).

Sementara HS Komunitas adalah HS yang dibentuk dengan metode pembelajarannya secara tutorial. Dalam hal ini beberapa keluarga memberikan kepercayaan kepada Badan Tutorial untuk memberi materi pelajaran. Badan tutorial melakukan kunjungannya ke tempat yang disediakan komunitas. Asiknya kamu cuma belajar selama tiga jam, dua kali dalam seminggu. Selebihnya diarahkan untuk banyak belajar dirumah dan lingkungan lainnya yang kamu minati.
Uniknya dalam HS Komunitas, anak kelas satu, dua, dan tiga belajar dalam satu ruangan. Disini kamu diberi kebebasan dalam memilih pembelajaran tetapi tentu saja tidak terlepas dari kurikulum yang dipakai, yaitu kurikulum berbasis kompetensi 2004, atau kurikulum terbaru tahun 2006. Acuan ini tetap dipakai, karena pada akhirnya nanti kamu akan mengikuti ujian kesetaraan, semacam ujian UN yang diselenggarakan oleh Diknas atau komunitas lainnya yang sudah dilegalkan untuk menyelenggarakan ujian tersebut.

kamu juga akan memperoleh Ijazah penyetaraan yang telah dilegalkan oleh pemerintah, dan dapat dipergunakan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi kelak. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 27 UU Sisdiknas ayat (1) yang mengatakan bahwa: Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Ayat (2) mengatakan bahwa: Hasil pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. Bahkan ijasah dengan akreditasi internasional bisa kamu peroleh melalui lembaga-lembaga formal di Eropa dan Amerika melalui ujian jarak jauh. Asiknya lagi HS menggunakan prinsip Diknas yaitu multi entry dan multi exit atau mudah untuk masuk dan mudah untuk keluar. Jadi jika kamu bosan atau sudah tidak merasa nyaman dengan pendidikan formal di kelas dua, maka kamu dapat pindah ke kelas tiga di HS, dan proses ini juga telah dilegalkan oleh pemerintah.

Keunggulan Home Schooling
Metode pembelajaran tematik dan konseptual serta aplikatif menjadi beberapa poin keunggulan HS. Home schooling memberi banyak keleluasaan bagi kamu untuk menikmati proses belajar tanpa harus merasa tertekan dengan beban-beban yang terkondisi oleh target kurikulum. Setiap siswa HS diberi kesempatan untuk terjun langsung mempelajari materi yang disediakan, jadi tidak melulu membahas teori. Mereka juga diajak mengevaluasi secara langsung tentang materi yang sedang di bahas. Bahkan bagi siswa yang memiliki ketertarikan di bidang tertentu, misalnya Fisika atau Ilmu alam, diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengadakan observasi dan penelitian sesuai ketertarikan mereka.

Beberapa keunggulan lain home schooling sebagai pendidikan alternatif, yaitu karena sistem ini menyediakan pendidikan moral atau keagamaan, lingkungan sosial dan suasana belajar yang lebih baik, menyediakan waktu belajar yang lebih fleksibel. Juga memberikan kehangatan dan proteksi dalam pembelajaran terutama bagi anak yang sakit atau cacat, menghindari penyakit sosial yang dianggap orang tua dapat terjadi di sekolah seperti tawuran, kenakalan remaja (bullying), narkoba dan pelecehan. Selain itu sistem ini juga memberikan keterampilan khusus yang menuntut pembelajaran dalam waktu yang lama seperti pertanian, seni, olahraga, dan sejenisnya, memberikan pembelajaran langsung yang kontekstual, tematik, dan nonscholastik yang tidak tersekat-sekat oleh batasan ilmu.

HS juga memberikan metode pembelajaran yang lebih bebas, dimana kamu tidak dipaksakan harus bersekolah dan jauh dari orangtuanya, serta bebas menggunakan sarana pembelajaran sendiri. Yang terpenting dalam adalah penanaman sikap mental belajar sehingga kamu bisa belajar dengan cara kamu sendiri serta belajar dari siapa saja dan apa saja. kamu bisa belajar mencampur semen kepada tukang bangunan, belajar memerah susu kepada peternak sapi, belajar mengolah sawah kepada petani, belajar berjualan kepada pedagang, kamu bahkan bisa berdiskusi dengan para pakar ilmiah universitas ternama dunia Hal-hal tersebut tentunya sangat minim bisa dilakukan oleh siswa sekolah formal karena kesibukan siswanya mengerjakan peer, belajar untuk ulangan, les dan sebagainya, yang belum tentu mereka nikmati secara aktif dari dalam hati mereka.

Jumlah peserta didik yang terbatas membuat tutor bisa langsung fokus pada potensi masing-masing peserta didik. Sebagai contoh, jika kamu bercita-cita jadi penyanyi atau artis, dan merasa tidak perlu mempelajari Kimia atau Fisika, di HS kamu dibebaskan tidak mengambil pelajaran tersebut, karena peserta HS diarahkan mengambil bidang studi sesuai dengan bakat dan potensi mereka.

0 komentar: